01 November 2007

Bahan Pengajaran Sekolah Minggu GKSS

Rancangan Awal
A. Tujuan Penyelenggaraan Sekolah Minggu

Penetapan tujuan penyelenggaraan Sekolah Minggu (SM) GKSS sebagai pendekatan penyusunan Garis Besar Bahan Sekolah Minggu perlu mempertimbangkan pembagian kategori tingkatan/kelas berdasarkan usia anak yang berkaitan erat dengan perkembangan kognitif, moral/etika, iman dan ego sehingga mempengaruhi kemampuan anak belajar tentang Tuhan, Gereja, Alkitab dan orang lain/sesama.

B. Pembagian Kelas (Kategori Usia)
GKSS telah menetapkan penggolongan kategori Sekolah Minggu (SM) sebanyak 3 tingkatan/kelas yaitu: Anak Kecil, Anak Tanggung dan Remaja, akan tetapi dengan pertimbangan kekhasan kemampuan anak kami mengusulkan membagi dalam 4 tingkatan:
a. Anak kecil (1-5 tahun)
b. Anak Besar (6-8 tahun)
c. Anak Tanggung (9-11 tahun)
d. Remaja (12-16 tahun)

C. Tujuan Sekolah Minggu berdasarkan Penggolongan Kategori Usia
a. Anak kecil (1-5 tahun)
• Mengenal dan mengetahui cerita-cerita Alkitab yang sesuai dengan perkembangan mereka.
• Merasakan kenyamanan dan kesejahteraan penyertaan Tuhan melalui keluarga.
• Mengetahui dan menghargai sekolah minggu melalui cerita-cerita dan tokoh-tokoh dalam Alkitab
b. Anak Besar (6-8 tahun)
• Mengetahui dan merelasikan cerita-cerita Alkitab dengan dirinya
• Mengetahui dan memahami sekolah minggu sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk beraktifitas
c. Anak Tanggung (9-11 tahun)
• Menggali, memahami dan merelasikan cerita-cerita Alkitab dengan dirinya
• Menyadari dan memahami relasinya dengan Tuhan melalui keterlibatan dirinya dalam aktifitas gereja/SM.
d. Remaja (12-17 tahun)
• Memahami dan menghayati relasinya dengan Tuhan, gereja dan keputusan iman.
• Mencari, menggali dan memahami relasi cerita-cerita Alkitab dengan dirinya dan sesamanya yang ia kenal.
• Menyadari dan memahami tanggung jawab sebagai anggota gereja dan masyarakat.

D. Pokok-pokok Materi

1. Pemahaman tentang Tuhan
(1-5 thk Anak Kecil)
Yang dipahami adalah relasi dengan orang yang terdekat dengan dirinya. Kasih sayang dirasakan dan tidak memahami adanya relasi lain diluar itu. Konsep tentang Tuhan adalah relasinya dengan orangtua. Seiring bertambahnya usia konsep mengenai Tuhan berkembang melalui relasinya dengan orangtua. Ia lebih merasakan kasih orangtuanya dan sulit berpisah dengan mereka. Disitu kasih yang sesungguhnya terbentuk
6-8 tahun (Anak Besar)
Anak sangat tertarik pada kisah Yesus dan menyamakan diri dengan-Nya yang juga berkembang menjadi semakin besar. Melalui kisah Yesus relasi dengan Tuhan dipahami semakin mudah. Pada saat yang sama orangtua di rumah juga menolong merelasikan semua pengalaman hidup dengan Tuhan.
9-11 tahun
Umumnya anak suka pada penjelasan masuk akal dan nyata. Disadari dalam relasi Yesus dengan Tuhan ada rasa saling setia, sehingga ia mulai paham bahwa ia pun dapat membina relasi dengan Tuhan.

12-17 tahun (Remaja)
Saatnya anak memerlukan panutan yang dapat mereka kagumi. Para tokoh dalam Alkitab yang dikasihi oleh Tuhan karena relasinya yang baik.Cerita semacam ini sangat menolong Remaja dalam membentuk kualitas relasinya dengan Tuhan. Tuhan adalah pribadi yang berperan dalam hidupnya. Dia menjadi sahabat yang paling karib. Dilubuk hati remaja, ada komitmen dan loyalitas yang sangat mendalam terhadap Tuhan tempat ia menimba seluruh kepercayaannya. Pada tahap ini, Tuhan juga dipandang sebagai "Tuhan kelompok" atau "Tuhan kolekif" yang konvensional. Lewat Tuhan yang konvensional ini, remaja sanggup menyesuaikan diri dengan harapan dan penilaian orang serta kelompok yang sangat berharga baginya. Ia mereka terikat dengan Tuhan yang konvensional karena belum memiliki kemampuan batin untuk secara pribadi dan mandiri menyusun suatu gambaran tentang Tuhan berdasarkan gaya identitas diri yang mantap dan otonom, dan tidak tergantung sepenuhnya kepada orang lain.

2. Pemahaman tentang Gereja

(1-5 thk Anak Kecil)
Lebih membutuhkan rasa aman. Bila di gereja, berarti ada ruang khusus tempatnya bermain dan tidak merasa takut. Relasi dengan orang di gereja sangat tergantung pada apa yang mereka katakan dan perbuat. Seiring bertambahnya usia, mereka sedang berusaha lebih mandiri termasuk dalam mengikuti bimbingan dari orang-orang dewasa gereja. Merasa lebih aman bila aktif dengan anak seusianya . Gereja dipahami sebagai tempat yang aman dan bertemu dengan banyak orang lain yang saling mengasihi
6-8 tahun (Anak Besar)
Anak lebih mengamati gereja sebagai tempat yang aman dan ramah terhadapnya. Anak mengamati banyak pula kegiatan dilakukan di gereja, misalnya kebaktian, PA, perkunjungan, sekolah minggu, koor dan lain-lain. Ia mulai tahu bahwa semua kegiatan itu dilakukan karena kasih kepada Yesus. Mereka mulai mengamati tokoh-tokoh baik di gereja

9-11 tahun
Dalam usia ini, anak semakin sadar bahwa orang-orang di gereja memang mengasihi Yesus dan Tuhan. Akibatnya, mereka mulai suka diajak ikut serta dalam beberapa kegiatan, bersemangat untuk membantu bila diperlukan. Mereka pun mulai merasa sayang pada Yesus dan ingin melakukan sesuatu. Kegiatan yang bentuknya memberi, sangat menarik perhatian anak pada usia ini.

12-17 tahun (Remaja)
Pada usia ini mereka mengembangkan pemahaman bergereja dengan kemampuan menerima tanggung jawab dan ikut melayani. Remaja mulai belajar untuk memberikan loyalitasnya terhadap sesuatu yang menjadi bagian identitasnya (kelompok teman, ideologi atau agama yang dianutnya).Mereka merasa saatnya mewujudkan kesetiaannya pada gereja dan mengambil keputusan mengikut Yesus. Mereka sudah perlu diberi waktu menyampaikan usul dan pendapatnya.

3. Pemahaman tentang Alkitab
1-5 tahun (Anak Kecil)
Beberapa cerita Alkitab dapat dipilihkan untuk mereka. Cerita yang dipilih haruslah mengenai manusia atau hal yang nyata dan bukan yang abstrak. Alkitab dilihat sebagai benda yang dianggap penting oleh orang dewasa. Seiring bertambahnya usia, anak-anak masih menyukai cerita Alkitab ysng tokohnya dan dunianya tidak jauh dari dunia mereka. Mereka mulai paham bahwa dalam Alkitab ada cerita tentang Allah, Yesus dan orangtuanya, gereja menghargai sekali Alkitab. Ia pun belajar menghargainya.

6-8 tahun (Anak Besar)
Anak suka mendengarkan berbagai cerita Alkitab, mereka sudah semakin mampu menghubungkan cerita tersubut dengan pengalaman hidupnya sendiri. Mereka sudah bisa membaca dengan lebih baik. Cerita Alkitab dalam bahasa yang sederhana lebih dibutuhkan oleh mereka, agar selain membaca juga ada kebebasan menggali cerita Alkitab, bahkan mereka sering mengulang-ulang cerita yang disukai.
9-11 tahun
Tentu saja karena kemampuan bacanya sudah lebih baik, maka ia lebih banyak membaca bagian Alkitab dan sebaiknya anak sudah memiliki sendiri Alkitab sebagai milik pribadi. Menghafal banyak ayat yang bagus. Menemukan banyak tokoh dalam Alkitab, membacanya sendiri, dan merelasikannya dalam hidupnya.

12-17 tahun (Remaja)
Pada usia ini anak tidak saja merelasikan cerita Alkitab dengan kehidupannya sendiri, melainkan merelasikan dengan kehidupan orang lain yang ia kenal. Cerita Alkitab yang abstrak/simbol-simbol/perumpamaan sudah dapat mereka pahami dengan baik karena memasuki tahapan kematangan berpikir ilmiah.

4. Pemahaman tentang sesama
1-5 tahun (Anak Kecil)
Anak usia 0-3 tahun memusatkan segalanya pada dirinya saja. Sulit bagi mereka untuk berbagi dengan orang lain. Mereka pun bermain sendiri. Bermain bersama belum dipahami. Seiring bertambahnya usia (4-5tahun), mereka semakin banyak keluar rumah, untuk sekolah, sekolah minggu, berkunjung dengan keluarga. Temannya makin banyak, namun masih terpusat pada diri sendiri. Sekalipun demikian perlu dikembangkan bermain dengan anak lain, berbagi, bergiliran dan berpartisipasi.
6-8 tahun (Anak Besar)
Anak banyak mengamati panutan dalam jenis seks yang sama. Acapkali mereka meniru tingkah laku para orang dewasa itu. Sudah mulai bisa bekerja sama dengan teman sebaya walaupun tidak terlalu lama. Mereka belajar tentang apa yang benar dan yang salah. Juga mengikuti peraturan dalam berbagai permainan. Mereka mudah kasihan pada orang yang menderita dan memerlukan pertolongan.

9-11 tahun
Saat yang sangat penting mengembangkan rasa bekerja sama dengan teman sebaya. Barangkali berbagai kelompok minat dapat diselenggarakan di gereja untuk dapat mereka ikuti. Hal lain yang muncul, pengaruh orang lain bagi dirinya sangat kuat.Ia sedang dalam proses mencari identitas dirinya sendiri. Mereka membutuhkan dorongan dan contoh-contoh panutan yang dapat mempengaruhi mereka secara positif.

12-17 tahun (Remaja)
Pengaruh kelompok bagi remaja sangat kuat dan di pihak lain pengaruh orangtua masih tetap kuat juga. Kini perasaan tentang keadilan dan kebenaran sangat kuat muncul, dan sangat bersemangat membela keadilan. Karena itu model/panutan tokoh-tokoh Alkitab dan gereja serta masyarakat sangat diperlukan. Remaja mulai gemar memerhatikan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang dan memperhatikan tata kehidupan sosial untuk kepentingan ketertiban keamanannya sendiri. Mereka mulai memperhatikan kehidupan masyarakat. Fokusnya adalah etika atau moral untuk memelihara masyarakat.

Makassar, 29 Oktober 2007

Tidak ada komentar: