21 Maret 2008

Salib dan Paskah, di Mana Kita Berada?

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/03/19/Editor/edit02.htm

Josef Purnama Widyatmadja

Yesus yang tersalib dan bangkit sesungguhnya tidak lagi di rumah sembahyang dan kubur yang dijaga imam dan pasukan.

Lirik lagu "Where you there when they crucified my Lord?" tiba-tiba mengusik hati penulis sebelum Paskah tiba. Lagu itu ditulis dalam konteks ketika terjadi perbudakan atas orang Afrika yang dilakukan pendatang Eropa di benua Amerika. Para budak yang diberi julukan Negro oleh tuannya harus membangun jalan kereta api dan tempat penggilingan gandum di Amerika untuk kemajuan benua baru yang dianggap tanah Perjanjian. Banyak budak mati ketika bekerja, terkena penyakit atau dalam upaya untuk melarikan diri.

Budak Afrika ini secara sembunyi mendengarkan kisah Paskah baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru ketika berlangsung kebaktian yang dikhususkan untuk para majikan Eropa. Para budak Afrika ini mendapatkan pencerahan dari kisah Paskah dan mereka mengidentifikasikan diri mereka dengan peristiwa tersebut. Budak Afrika ini menyamakan nasib mereka, sama seperti budak Israel di Mesir dan Yesus yang disalibkan di Golgota. Mereka mengekspresikan penderitaaan mereka selama zaman perbudakan melalui lagu-lagu yang dikenal sebagai "Negro Spiritual" seperti "When Israel was in Egypt's Land " dan "Where you there when they crucified my Lord "

Kitab Injil menyaksikan bahwa para murid melarikan diri ketika Yesus mengangkat salib dari Yerusalem ke Golgota. Tidak ada seorang pun murid berada saat Yesus disalibkan. Simon Kirene dalam ketidaktahuannya mendekat pada iringan Yesus yang tertatih- tatih mengangkat salib. Ia ditangkap oleh para serdadu Roma untuk menggantikan Yesus yang sudah tak berdaya. Tidak ada maksud dari Simon untuk menolong dan meringankan beban Yesus yang disalib. Kebetulan dan keterpaksaan yang menyebabkan Simon menjadi pendamping dan mengangkat salib Yesus sampai ke Golgota.

Pendampingan yang dilakukan Simon tidak mampu membebaskan Yesus dari penyaliban. Perjalanan mengangkat salib yang dilakukan Simon paling tidak meringankan beban Yesus bukan membebaskannya dari hukuman.


Motivasi Pelayanan

Konsep pendampingan pada korban ketidakadilan menjadi terkenal di kalangan pekerja dan aktivis sosial. Para pendamping korban ketidakadilan tidak mampu membebaskan rakyat dari penderitaan berupa ketidakadilan dan keserakahan para penguasa. Kebetulan atau misteri nasib yang menyebabkan Simon mengangkat salib Yesus. Apa yang dilakukan Simon bukan muncul dari motivasi pelayanan untuk menolong Yesus. Apapun latar belakang Simon Kirene, yang mengangkat salib Yesus, apapun hasilnya dalam pendampingan itu, paling tidak Yesus merasa tidak hidup dalam kesendirian. Masih ada orang yang menyapa dirinya yang dijadikan kambing hitam dan tumbal kelaliman oleh penguasa.
Peristiwa Keluaran dari Mesir dan peristiwa kebangkitan dari kubur bukan kisah yang terjadi ribuan tahun lalu. Putusan Firaun dan Pontius Pilatus tak mengenal batas waktu dan tempat, tapi menembus sejarah hidup manusia. Lirik "Where you there when they crucified my Lord" merupakan pertanyaan dan sapaan bagi pengikut Yesus yang sedang menyongsong perayaan Paskah.

Allah tidak turun ke istana dan kuil Firaun di Mesir. Allah melawat budak-budak yang menangis karena kebijakan pembangunan yang mengabaikan keadilan. Di mana murid Yesus berada ketika para prajurit memaku tangannya, meletakkan mahkota duri di kepalanya, meletakkan jenazah Yesus di dalam kubur? Di Golgota atau rumah sembahyang? Di mana murid Yesus ketika batu tergolek dari kubur dan Yesus bangkit?

Lirik lagu "Where you there when they crucified my Lord" dapat juga menggelitik hati nurani kita ketika lirik itu menembus waktu dan tempat. Di mana kau berada ketika para buruh kehilangan pekerjaan mereka? Di mana kau berada ketika rakyat busung lapar karena kebijakan pembangunan? Di mana kau berada ketika korban Kedungombo dan Lapindo tidak mendapat keadilan dalam ganti rugi? Di mana kau berada ketika banyak korban diperkosa dan mati saat kerusuhan Mei 1998? Di mana kau berada ketika gerakan reformasi bergulir di Tanah Air? Di mana kau ketika hidup rakyat dijadikan komoditas di era globalisasi?

Para murid Yesus mencari selamat ketika peristiwa penyaliban terjadi. Sebaliknya, sosok Simon Kirene yang dalam ketidaktahuannya menjadi pendamping Yesus walaupun gagal membebaskan Yesus dari penyaliban.

Kebangkitan sebagai Harapan

Tragedi mengkambinghitamkan, melampiaskan dendam, fitnah, dendam, keserakahan, dan mencari tumbal pembangunan tidak hanya terjadi di Kota Raamses, Pitom di Mesir atau di Golgota. Keserakahan dan rekayasa politik untuk mengorbankan wong cilik tidak berakhir di liang kubur. Meterai Pilatus, batu yang kokoh dan serdadu yang berjaga, tak berdaya mencegah kebangkitan Yesus. Inilah makna Paskah sesungguhnya, yaitu memberikan harapan kepada manusia yang menjadi korban penyaliban dalam kehidupan. Di balik kubur dan maut ada fajar kebangkitan bagi mereka yang tersalib. Batu tergolek, meterai diabaikan, serdadu lari tunggang-langgang dan Yesus bangkit dari kematian.

Yesus yang tersalib dan bangkit sesungguhnya tidak lagi di rumah sembahyang dan kubur yang dijaga imam dan pasukan. Yesus tidak di sana. Ia di antara orang Galielea yang mengalami suka dukanya kehidupan yang keras oleh todongan senjata. Yesus yang tersalib tidak di antara kumpulan pemilik budak yang merayakan sakramen meminta pengampunan, tapi di antara budak yang bertahan hidup di tengah siksaan. Jeritan korban yang dikambinghitamkan dan disalibkan sayup-sayup bersenandung datangnya fajar Paskah dan perubahan:"

Deep river - my home is over Jordan,
Deep river, Lord, I want to cross over into campground.
Don't you want to go to that Gospel feast,
That promised land where all is peace.
Deep river, Lord, I want to cross over into campground

(Sungai yang dalam - rumahku melampaui Jordan,
Sungai yang dalam, Tuhan, Saya ingin melintasi tanah perkemahan.
Tidakkah kau ingin pergi ke perjamuan Injil,
Yang menjanjikan tanah di mana penuh kedamaian.
Sungai yang dalam, Tuhan, Saya ingin melintasi tanah perkemahan).
Selamat memperingati Paskah.

Penulis adalah Rohaniwan
Last modified: 18/3/08

1 komentar:

RWM Boong Bethony mengatakan...

Dan Tanah itu penuh gumul, ladang itu butuh pekerja....cangkul-cangkul yang dalam...sebarkan bibit untu tunas-tunas baru...Syalom.
Salam Paskah...dari Negeri Orang! Dimana Bumi di Pijak di situ KRISTUS DI MULIAKAN.

Roberth.