04 Juni 2009

Pemulihan Umat Tuhan


Rencana Khotbah: Yer 31:7-9

oleh Zakaria Ngelow


Saya mendapat kesempatan mengunjungi Jenewa (Swiss) pada bulan Mei lalu. Dalam rangka perayaan 500 tahun lahirnya Yohanes Calvin, di kota di mana Calvin melakukan reformasi pada abad ke-16 ini, belangsung pameran di museum dengan tema: Sehari dalam Kehidupan Yohanes Calvin. Museum itu terletak di samping gereja St. Pierre, katedral yang direbut kaum reformasi dari gereja Katolik Geneva masa itu. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah patung di sudut halaman depan gedung gereja megah itu, patung seorang tua bungkuk berwajah muram. Itulah patung Yeremia (pahatan Rodo von Niederhäusern) yang menangisi nasib Yerusalem, yang telah dihancurkan oleh bangsa Babel di bawah raja Nebukadnezar (lihat kisahnya dalam ). Ratapan Yeremia dicatat khusus dalam Kitab Ratapan (dahulu bernama Nudub Yeremia). [Foto patung Yeremia ini dapat dilihat dalam http://jcornuz.wordpress.com/2008/04/25/enfuse-multi-exposure-blending-and-a-proper-hdr/ ]

Membaca kitab Yeremia kita berhadapan dengan kesedihan dan tantangan. Kesedihan mengenai umat Tuhan yang dihukum dengan kehancuran negerinya dan kemudian dibawa sebagai tawanan ke negeri asing. (Bacalah Mazmur 137 mengenai kesedihan mereka di pembuangan Babilonia.) Tetapi juga kesedihan atas nasib Yeremia sendiri, yang selain menubuatkan penderitaan bangsanya, dia sendiri ditolak, hendak dibunuh, dan kemudian dipenjarakan penguasa (pasal 26, 37); keluarganya menentang dan mengkhiatainya (12:6). Ia sampai menyampaikan protesnya kepada Tuhan (12:1-4). Nabi Yeremia mendampingi umat Tuhan, ketika masih aman di Yerusalem, selama pengepungan tentara Babilonia, dalam pengungsian ke Mesir, dan kemudian di pembuangan.

Tetapi Kitab Yeremia juga mengandung harapan bahkan kegembiraan. Yeremia tidak hanya diutus “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan” melainkan juga “untuk membangun dan menanam” (1:10). Sekali pun di negeri orang sebagai tawanan, umat Tuhan di dorong untuk berpikir dan bertindak positif memajukan kehidupan bersama masyarakat yang menindas mereka. Mereka diminta mendirikan rumah, berkebun, bahkan menikahkan anak-anak mereka. (29: 4 dst). “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Ay 7). “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Ay 10).

Yeremia pasal 30-33 bahkan menubuatkan pemulihan umat Tuhan dengan membawa mereka kembali dari pembuangan (kemudian dilaksanakan oleh Ezra dan Nehemia). Ketiga ayat yang dibaca hari ini, 31: 7-9 menubuatkan penyelamatan Tuhan atas umat-Nya, dengan mengumpulkan mereka dari pembuangan.

Dalam sejarah umat Tuhan yang direkam dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dua peristiwa penyelamatan sangat menentukan identitas dan iman umat-Nya: pembebasan dari perbudakan di Tanah Mesir, dan pemulihan umat dari pembuangan Babilonia. Pembuangan (selama 70 tahun) adalah hukuman atas kejahatan ymat-Nya, namun kasih Tuhan melampaui dosa-pelanggaran umat-Nya, sehingga Ia menyelamatkan mereka. Salah satu ungkapan penting dalam Yer 31: 7 adalah “sisa Israel” (laeør"f.yI tyrI’aev.), yang menunjukkan bahwa masa depan umat Tuhan ada dalam sejumlah kecil orang-orang yang tetap setia kepada Tuhan dan akan diselamatkan Tuhan. Nubuatan mengenai “sisa Israel” dikemukakan oleh Yesaya (10:20-22), Mikha (2:12), Zefanya (3:13), Yehezkiel (9:8, 11:13), yakni sejumlah kecil umat yang tetap setia kepada Tuhan, yang akan dikumpulkan-Nya kelap dari segala penjuru. Nubuatan ini termasuk nubuatan eskatologis, yakni yang berhubungan dengan masa depan.

Penyelamatan Tuhan selalu ditandai dengan kegembiraan, puji-pujian kepada kebaikan Tuhan. Pemulihan Tuhan juga menyangkut mereka yang sering dilupakan dalam persekutuan, yakni “orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung” (ayat 8).

Apakah makna kabar gembira pemulihan Tuhan bagi umat-Nya dalam menyambut Tahun Baru?

**

Tidak ada komentar: